Aku katakan baiklah,
tidak apa-apa, aku baik-baik saja, karena kau adalah malaikatku, kemudian saat
malaikat telah mengkhianatiku maka aku akan bangkit dari neraka dan membakar
sayapnya....
Pernahkah kalian merasa saat berusaha melindungi
seseorang dengan cara merebut pedang dari tangan musuhnya, tapi yang terlihat
seolah kaulah yang berusaha menghujamkan pedang itu kejantungnya, dan kau
menjadi pengkhianat didepannya.
Aku telah menjadikan kegelapan sebagai singgahsanaku
kini, karena kebahagiaan bukanlah akhir dari cerita yang kuinginkan maka
peranglah sesuatu yang sepantasnya kulakukan. Karena sejujurnya aku tidak
pernah marah pada tuan yang memberiku makan, hanya saja harga diriku terhina,
saat mereka yang kulindungi meghunus pedang
Sekejam apapun kau padaku tetaplah sebuah cerita
pernah terukir bersama, Maaf... takdir membawaku untuk menjadikan kau
musuhku, maaf... tidak ada lagi janji yang perlu kita tepati, karena amarahmu
telah melukai harga diriku sebagai manusia... yang tersimpan kini hanya
semburat kisah usang. aku akan tetap berdiri ditempatku kini bertahan hingga
saat nanti, untuk melihatmu jatuh tersungkur dikaki langit, berharap neraka
membakarmu karena dosa yang takpernah kau inginkan.
Dengan lancang kau lah yang menempatkan aku pada posisi yang terendah dihadapanmu, hingga aku sempat merasa ibliskah aku ini? kemudian ingatanku bergulir ke senja lalu, kau adalah manusia yang tak pernah memiliki sisi kemanusiaanmu... seribu hinaan dan cacian masih sanggup aku terima dengan senyuman dan mengatakan maaf untuk sebuah kesalahan yang aku tidak tahu, tapi sebuah ancaman cukup menjadikan aku merubah kelembutanku menjadi sebuah prahara yang akan menghantui seumur hidupmu, bahkan aku akan hadir dalam mimpimu untuk menghantui jiwamu. aku haramkan kau bahagia diatas penderitaan dan luka yang kau ciptakan. tidak aku ikhlaskan tiap tetes air mata yang jatuh hari ini wahai malaikatku...

Tidak ada komentar:
Posting Komentar